Tampilkan postingan dengan label planet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label planet. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Januari 2010

Pengalaman Enam Tahun Jelajahi Mars


Enam tahun yang lalu, robot penjelajah kembar bernama Spirit dan Opportunity milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS atau NASA mendarat di Planet Merah alias Mars. Spirit memulai petualangannya di Kawah Gusev pada 3 Januari 2004, sementara saudaranya Opportunity di sisi lain Mars, di dataran Meridiani Planum, 25 Januari 2004, selang dua minggu dari Spirit.

Minggu (3/1/2010) adalah peringatan 6 tahun misi kedua robot itu. Menarik untuk diingat, 1 tahun di Mars sama dengan 687 hari di bumi, jadi umur misi itu bisa dibilang baru 3,2 tahun Mars.

Kini kedua robot itu telah memasuki tahun ketujuhnya di Mars, dan daya tahan kedua robot "bandel" ini membuat kagum para pengawasnya dari Bumi walaupun roda Spirit kini terjebak di pasir Mars dan mungkin tak bisa lagi digerakkan.

Awalnya kedua robot itu diperkirakan hanya bertahan di permukaan Mars selama 90 hari sesuai misi awalnya. Namun keduanya beroperasi jauh melebihi harapan para pembuat mereka. Opportunity bahkan kini sudah melebihi batas odometernya, yaitu 17,7 km, dan sudah mengirimkan lebih dari 132.000 citra Planet Mars.

"Mereka benar-benar sudah melewati batas 'garansinya'," kata Ray Arvidson dari Universitas Washington, St Louis. Arvidson adalah wakil ketua pengawas pendanaan untuk Spirit dan Opportunity.

Pengamatan dari dua robot itu selama enam tahun telah banyak berkontribusi bagi pemahaman kita terhadap sifat dan evolusi permukaan Mars, terutama dalam pembuktian bahwa beberapa bagian Mars dahulunya basah.

Namun, kemajuan eksperimen ini tak selamanya mulus, terutama untuk Spirit, yang sempat mengalami gangguan komputer setelah mendarat, dan tahun lalu hampir kehabisan tenaga akibat musim dingin di Mars yang gelap (robot itu bertenaga surya).

Tantangan terakhir adalah ketika Spirit terjebak di pasir, 6 Mei 2009, ketika bergerak dari dataran tinggi Home Plate ke tujuan yang berjarak 180 meter. Roda robot itu terperosok menembus kerak tipis dan terjebak pada pasir di bawah kerak itu.

Para teknisi sejak saat itu tengah berusaha mengakali roda Spirit agar terbebas. Namun, keadaan Spirit dan seluruhnya negatif karena roda yang terperosok bisa mengepulkan tanah, menandakan bahwa tempat itu dahulu mungkin memiliki lubang-lubang hidrotermal.

Sementara itu, Opportunity telah menemukan meteorit ketiga di permukaan Mars selama perjalanan 12 km ke kawah besar Endeavor, yang lebarnya 22 km.

Tak ada yang tahu, apa lagi yang akan ditemukan kedua robot ini pada tahun 2010. Namun, para ilmuwan sedang berkonsentrasi untuk membebaskan Spirit sebelum musim dingin di Mars datang.

Rabu, 07 Oktober 2009

NASA Deteksi Cincin Terbesar Saturnus



Cincin terbesar Planet Saturnus yang belum pernah bisa dilihat sebelumnya akhirnya terdeteksi menggunakan teropong inframerah luar angkasa (Spitzer Space Telescope) milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA, Selasa (6/10), menyebutkan, meski partikel debu cincin sangat dingin (minus 158 derajat celsius), partikel debu itu tetap bersinar terkena radiasi panas.

Cincin terbesar Saturnus tersebut tidak pernah bisa dilihat karena partikel es dan debunya sangat panjang dan tersebar. Berbeda dengan tujuh cincin Saturnus yang lain, cincin ”baru” itu berjarak 6 juta kilometer dari planet dengan lebar 12 juta kilometer. Sebagai gambaran, cincin itu bisa menampung 1 miliar Planet Bumi.

”Ini cincin yang luar biasa besar,” kata ahli astronomi di University of Virginia di Charlottesville, Anne Verbiscer, dalam artikel di jurnal Nature.

Sumber material cincin terbesar tersebut diduga berasal dari Phoebe, salah satu bulan Saturnus yang mengorbit di dalam cincin. Phoebe diduga bertabrakan dengan Iapetus, bulan Saturnus yang lain yang mengorbit dengan arah yang berlawanan. Selama ini ahli astronomi menduga ada kaitan antara Phoebe dan Iapetus dan cincin ”baru” itu menjadi buktinya

Foto-foto terbaru Saturnus yang didapatkan wahana ruang angkasa NASA menunjukkan bentuk-bentuk aneh di cincin planet yang tersohor itu, termasuk riak gas yang menjulang setinggi Pegunungan Rocky.

Gambar yang diambil wahana Cassini itu menunjukkan bahwa cincin Saturnus yang semula diduga tipis, ternyata bisa memiliki ketebalan berkilo-kilometer di beberapa titik. Bagian-bagian tertentu bahkan "beriak" akibat tabrakan kosmis antara partikel cincin dengan benda-benda angkasa.

"Bagian tersebut baru sekali ini terlihat," ujar Bob Pappalardo, peneliti proyek Cassini di Laboratorium Propulsi Jet di Pasadena, California. "Ini termasuk salah satu hal terpenting mengenai cincin Saturnus yang baru ditemukan."

Cassini mengambil foto-foto Saturnus saat mengelilingi planet tersebut ketika cincin Saturnus segaris dengan Matahari dan nyaris tak terlihat dari Bumi.

Cincin Saturnus terbentuk dari bongkah-bongkah es yang menyebar hingga 140.000 kilometer dari pusat planet. Di beberapa titik, ketebalannya hanya sekitar 10 meter, tetapi di lokasi lain bisa sangat tebal.

Kondisi pencahayaan yang unik karena posisinya terhadap Matahari memperlihatkan adanya riak-riak di cincinnya. "Semula kami kira ketebalan cincin tidak lebih tinggi dari bangunan dua lantai. Namun, ternyata ada bagian yang mencapai tinggi 3 kilometer," ujar pimpinan tim imaging Cassini, Carolyn Porco.

Selain itu, ada bentuk-bentuk serupa riak yang menjulang hingga 4 kilometer. Perbedaan ketinggian ini antara lain pengaruh dari gaya tarik gravitasi bulan Daphnis. Para peneliti memperkirakan ada sekitar 35 triliun ton es, debu, dan batu yang membentuk cincin Saturnus.